Fungsikurikulum ialah sebagai pedoman bagi guru dalam nelaksanakan tugasnya. Selain itu kurikulum berfungsi sebagai:
Ø Preventif yaitu agar guru terhindar dari melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan apa yang ditetapkan kurikulum
Ø Korektif yaitu sebagai rambu-rambu yang menjadi pedoman dalam membetulkan pelaksanaan pendidikan yang menyimpng dari yang telah digariskan dalam kurikulum
Ø Konstruktif yaitu memberikan arah yang benar bagi pelaksanaan dan mengembangkan pelaksanaannya asalkan arah pngembangannya mengacu pada kurikulum yang berlaku
Setelah itu kita perlu mengetahui langkah-langkah pengembangan kurikulum,yaitu sebagai berikut:
1. Menentukan tujuan, Rumusan tujuan di buat berdasarkan analisis terhadap berbagai tuntutan kebutuhan dan harapan
2. Menentukan isi, merupakan materi yang akan di berikn kepada murid selama mengikuti proses pendidikan belajar mengajar
3. Merumuskan kegiatan belajar mengajar, Hal ini mencakuppenentuan metode dan keseluruhan proses belajar mengajar yang diperlukan untuk mencapai tujuan
4. Mengadaka evaluasi
POSTED BY MANG JAYA AT
pengelolaan dan pembelajaran kelas
pengelolaan dan pembelajaran dapat dibedakan tetapi memiliki fungsi yang sama. Pengelolaan penekanannya pada aspek pengaturan (management) lingkungan pembelajaran. Sementara pembelajaraan (instruction) penekanannya pada aspek mengelola atau memproses materi pembelajaran. Dan keduanya men capai tujuan yang sama yaitu tujuan pembelajaran.
1. komponen – komponen pengelolaan kelas
untuk mendukung terjadinya proses pembelajaran, maka unsure-unsur pengelolaan meliputi dua tindakan yaitu:
1. Model tindakan
a) Preventif; yaitu upaya sedini mungkin yang dilakukan oleh guru untuk mencegah terjadinya gangguan dalam pembelajaraan.
1) Tanggap /peka, yaitu kemampuan guru merespon terhadap prilaku atau aktifitas yang dianggap akan mengganggu pembelajaraan.
2) perhatiaan, selalu mencurahkan perhatian pada berbagai aktivitas, lingkungan maupun segala sesuatu yang muncul.
b) refresif,kemampuan guru untuk mengatasi, mencari dan menemukan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah yang terjadi dalam lingkungan pembelajaraan.
c) modifikasi tingkah laku.
POSTED BY MANG JAYA
Hakekat pengelolaan kelas
Pengelolaan kelas (classroom management) berdasarkan pendekatannya menurut weber (1977) diklasifikasikan kedalam tiga pengertian, yaitu berdasarkan pendekatan otoriter (autorityapproach), pendekatan permisif (permissive approach) dan pendekatan modifikasi tingkah laku. Berikut dijelaskan pengertian masing-masing pendekartan tersebut,
Pertama, berdasarkan pendekatan otoriter ( authority approach) pengelolaan kelas adalah kegiatan guru untuk mengontrol tingkah laku siswa, guru berperan menciptakan dan memelihara aturan kelas melalui penerapan disiplin secara ketat (weber)
Kedua, pendekatan permisif mengartikan pengelolaan kelas `adalah upaya yang dilakukan oleh guru untuk memberi kebebasan kepada siswa untuk melakukan berbagai aktifitas sesuai dengan yang mereka inginkan. Dan fungsi guru adalah bagaimana menciptakan kondisi siswa merasa aman untuk melakukan aktifitas di dalam kelas.
Ketiga, pendekatan modifikasi tingkah laku. Pendekatan ini didasarkan pada pengelolaan kelas merupakan proses perubahan tingkah laku, jadi pengelolaan kelas merupakan upaya untuk mengembangkan dan memfasilitasi perubahan prilku yang bersifat positif dari siswa dan dan berusaha semaksimal mungkin mencegah munculnya atau memperbaiki prilaku negative yang dilakukan oleh siswa
POSTED BY MANG JAYA AT
Prinsip- Prinsip Pembelajaran Matematika
Proses pembelajaran di kelas harus didasarkan pada teori belajar yang relevan dengan kondisi yang ada di lapangan. Guru harus memahami dan terampil menerpkan berbagai teori belajar untuk dapat meningkatkan hasil belajr yang optimal. Pada umumnya terdapat kesan azas- azas atau prinsip- psinsip dari teori belajar tersebut, seperti prinsip belajar khusus bidang studi matematika di Sekolah Dasar yang dikemukakan oleh Tapilaw (1995) (dalam Hasanah 2006: 22-23) sebagai berikut:
a. Kesiapan Belajar
Dalam hal ini guru perlu memahami beanr adanya perbedaan kemempuan atau kecepatan daya tangkap sisiwa terhadap materi pembelajaran yang disiapkan oleh guru. Guru harus dapat menempatkan sebagi motivator agar siswa dapat belajar dengan baik, diantaranya dengan memperhatikan apa yang dipelajari, bagaimana siswa menetapkan apa yang sudah dipelajari, bagaimana mengaplikasikan apa yang telah diterima, ketepatan dan intensitas usaha belajar dan ketermpilan yagn berkembang selama aktivitas belajar;
POSTED BY MANG JAYA AT
Teori Belajar Matematika
menurut kurikulum 2004 mata pelajaran matematika mempunyai ruang lingkup sebagai berikut; a. Bilangan , b. Pengukuran dan Geometri, c. Aljabar, d. Statiska dan Peluang ,e. Trigonometri, dan f. Kalkulus.
Dari raugn lingkup materi mateamtika tersebut, semuanya merupakan konsep yagn abstrak yang perlu dikontekstualakn melalui demontrasi dan peragaan, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam mengartikan dan memehami konsep- konsep tersebut. Metode demontrasi merupakan suatu cara penyajian atau menyampaikan materi pengajaran dengan cara memperagakan konsep- konsep abstrak dari matematika tersebut, khususnya pada bidang geometri.
Menurut Van Hiele, (Karso, 1994: 18- 19) bahwa ada tiga unsur uatama dlam pembelajran geometri, yaitu waktu, materi pengajaarn, metode pengajaran yang dapat diterpkan. Jika ketiga unsur utam atersebut secara terpadu akan dapat meningkatkan kemempuan berfikir siswa ke tahap berpikir lebih tinggi.
POSTED BY MANG JAYA
Peningkatan Hasil Belajar Geometri Bangun Ruang
Salah satu cabang matematika yang diajarkan di Sekolah Dasar adalah Geometri.
Daryanto (1997: 232) mengemukakan bahwa Geometri adalah cabang matematika yang mempelajari tentang ilmu ukur.
Geometri ruang mempelajari tentang bentuk, letak dan sifat- sifat berbagai bangun geometri yang tidak terletak pada satu bidang datar.
Titik, garis dan bidang merupakan unsur pembangun geometri ruang berdimensi tiga.
Pengenalan konsep geometri ruang berguna bagi pengguna geometri dlam mempelajari IPA dan Matematika di kemudian hari. Untuk mempermudah dalam pengenalan konsep geometri diperlukan alat perga untuk menerangkan atu mewujudkan konsep tersebut. Salh satu alat peraga yang digunakan adalah alat peraga bangun ruang.
POSTED BY MANG JAYA
Tahap- tahap Belajar Geometri
tahap pertama anak belajar geometri adalah topologis. Mereka belum mengenal jarak, kelulusan dan yang lainnya, karena itu mulai belajar geometri supaya tidak mulai dengan lurus- lurus, tetapi denga lengkung, misalnya lengkungan tertutup, lengkungan terbuka daerah lengkungan, lengkungan sederhana dan lainnya.
Van Hiele dalam Ruseffendi, (1991 : 161-163) berpendapat bahwa ada lima tahapan anak belajar geometri, yaitu :
1. Tahap Pengenalan
Pada tahap ini siswa sudah mengenal bentuk- bentuk geometri, seperti segitiga, kubus, bola, lingkaran, dan lian-lain, tetapi ia belum memehami sifat- sifatnya.
1. Tahap Analisis
Pada tahap ini, siswa sudah dapat memahami sifat- sifat konsep atau bentuk geometri. Misalnya, siswa mengetahui dan mengenal bahwa sisi panjang yang berhadapan itu sama panjang, bahwa panjang kedua diagonalnya sama panjang dan memotong satu sama lain sama panjang dan lain- lain.
1. Tahap Pengurutan
Pada tahap ini, siswa sudah dapat mengenal bentuk- bentuk geometri dan memahami sifat- sifat dan ia sudah dapat mengurutkan bentuk- bentuk geometri yang satu sama lain berhubungan.
1. Tahap Deduksi
Pada tahap ini, berpikir deduktifnya sudah mulai tumbuh, tetapi belum berkembang dengan baik. Matematika adalah ilmu deduktif, karena pengambilan kesimpulan, pembuktian dalil yang harus dilakukan secara deduktif.
Pada tahap ini, siswa sudah dapat memehami pentingnya pengambilan kesimpulan secara deduktif itu, karena misalnya ia dapat melihat bahwa kwsimpulan yang diambil secara induktif itu mungkin bisa keliru.
1. Tahap Kakuratan (Ringor)
Pada tahap ini, siswa dapat memahami bahwa adanya ketepatan (presisi) dari yang mendasar itu penting.
Van Hiele (Rueefendi, 1991: 163- 164) berpendapat mengenai pengajaran geometri ada tiga dalil, yaitu:
a. Kombinasi yang bik antar waktu, materi pelajaran, dan metode mengajar yang dipergunakan untuk tahap tertentu dapat meningkatkan kemempuan berpikir siswa kepada tahap yang lebih tinggi.
b. Dua orang yang tahap berpikirnya berbeda dan bertukaran pikiran, satu sam lain tidak akan mengerti.
Mayberry (Rusefendi, 1992: 164) berpendapat bahwa bila pada salah satu tahap pada kelima bauh tahap itu siswa tidak menguasai, maka pada tahap yang lebih tingginya akan terjadi penghapalan.
c. kegiatan belajar siswa harus memahami dengan pengertian untuk memperluas pengalaman dan berpikir siswa, untuk meningkatkan berpikir ke tahap yang lebih baik.
POSTED BY MANG JAYA
Konsep Geometri Dan Pengertaian Geometri
Konsep Geometri
1.Pengertaian Geometri
geometri mempunyai harfiah yaitu pengukuran bumi; geometri merupakan perhitungan luas dan volume. Geometri digunakan untuk membangun piramida, geometri digunakan untuk astronomi dan perhitungan kalender. Geometri akan dipelajari secara informasi dan intuisi.
Geometri adalah bagian dari matematika yang membahas mengenai titik, bidang dan ruang. Sudut adalah besarnya rotasi antara dua buah garis lurus; ruang adalah himpunan titik- titik yang dapat membentuk bangun- bangun geometri; garis adalah himpunan bagian dari ruang yang merupkan himpupnan titik- titik yang mempunyai sifat khusus; bidang adalah himpunan- himpunan titik- titik yang terletak pada permukaan datar , misalnya permukaan meja (negoro, 2003: 18)
Ada beberapa sistem geometri yang dikenal yaitu geometri- geometri Teori Euclid. Dinamakan Teori Euclid karena kehadirannya yan gtidak sependapat dengan salah satu konsep geometri Euclid. Konsep tersebut adalah kesejajaran yang termasuk di dalamnya adalah geometri Netrla, geometri Lobachevsky, dan geometri Reimman (Soewito, 1991/1992).
POSTED BY MANG JAYA AT
Teori Cognitive – Gestalt- Field
Hal ini juga sangat penting dalam teori kognitif adalah : bahwa individu itu aktif, konstruktif dan berencana. Menurut para ahli kognitif individu merupakan partisipan yagn aktif dalam proses memperoleh dan menggunakan pengetahuan.
Kognitif – Gestalt meliputi Teori Kognitif, Gestalt dan Teori Medan (Field Thoery). Ada enam ciri dari belajar pemahaman menurut Ernest Hilgard yaitu (1) Pemahaman yang dipengaruhi kemampuan dasar (2) Pemahaman yang dipengaruhi pengalaman belajar yang lalu (3) pemahaman tergantung kepada pengaturan situasi (4) pemahaman didahului oleh usaha coba- coba,(5) Belajar dengan pemahaman dapat diulang, (6) pemahaman dapat diaplikasikan bagi pemahaman situasi lain.
Teori medan atau Field Theory merupakan salah satu teori yang termasuk rumpun Cognitive- Gestalt- Field. Menurut Teori Medan individu selalu berada dalm suatu medan atau ruangan hidup (Life Space). Dalam Medan hidup ini ada sesuatu tujuan yang ingin dicapai. Menurut teori ini belajar adalah berusaha mengatasi hambatan- hambatan untuk mncapai tujuan kurikulum setelah dengan segala macam tuntutannya berupa kegiatan belajar di dalam kelas, di laboratorium, di work shop, di luar sekolah, penyelesaian tugas- tugas, ujian, ulangan, dll. Pada dasarnya merupakan hambatan yang harus diatasi.
POSTED BY MANG JAYA
Prinsip- prinsip Belajar
Prinsip- prinsip Belajar
Nana Syaodih (2004:165) mengemukakan ada beberapa prinsip- prinsip umum belajar.
1. Belajar merupakan bagain dari perkembangan.
Berkembang dan belajar merupakan dua hal yang berbeda tetapi berhubungan erat. Dalam perkembangan dituntut belajar dan dengan belajar ini perkembangan individu lebih pesat.
2. Belajar berlangsung seumur hidup
Kegiatan belajar dilakukan sejak lahir sampai menjelang kematain. Sedikit demi sedikit dan terus menerus. Perbuatan belajar dilakukan individu baik secara secara sadar ataupun tidak, disengaja ataupun tidak, direncanakan ataupun tidak.
3. Kebersihan belajar dipengaruhi oleh faktor- faktor bawaan, faktor lingkungan, kematangan serta usaha dari individu sendiri.
4. Belajar mencakup semua aspek kehidupan.
POSTED BY MANG JAYA AT
Metode Analisis Data Penelitian
Metode Analisis Data
Dalam analisis data berlangsung dari awal hingga pelaksanaan program tindakan. Data dalam penelitain dianalisis dengan mengikuti pola mulai dari tahap orientasi hingga tahap karakteristik, fokus permasalahan dan tujuan penelitian.
Data akan diolah menggunakan teknik analisis kulitatif unuk menunjukan dinamika proses dengan memberikan konseptual, yaitu data tentang unjuk guru, aktivitas belajar siswa.
Selanjutnya analisis data observasi pada pengolahan data yang dikemukakan oleh Spadley (1980) yaitu :
1. Pengolahan Data
Data mentah yang diperoleh melalui observasi, angket dan tes disimpulkan dan dideskripsikan dalam bentuk matrik data. Untuk memudahkan interprestasi data, semua data yang terkumpul diklasifikasikan dengan pembubuhan kode, sehingga dapat lebih jelas.
2. Validitas Data
Untuk mendapatkan data yang mendukung dan sesuai dengan karakteristik fokus permasalahan dan temuan penelitain terkait validitas yang digunakan dalam penelitain adalah :
a. Triangulasi data yaitu teknik pemeriksaan keabsahan (Validitas) data yang memanfatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
b. Audit trail yaitu pengecekan keabsahan temuan penelitian dan prosedur penelitian yang telah diperiksa dengan mengimformasikan kepada sumber data pertama (peneliti dan siswa)
c. Member check yaitu mengecek kebenaran data temuan peneliti dengan mengkompirmasiskan dengan guru. Mitra penelitain melalui refleksi diskusi pada setiap siklus sampai akhir keseluruhan pelaksanaaan tindakan. sehingga terjaring data yang lengkap dan memiliki validitas dan realibilitas yagn tinggi.
Data yang diperoleh pada tahap ini, diinterpretsikan berdasarkan kerangka teoritik atau aturan- aturan yang diperoleh antarpeneliti dan guru untuk menciptakan suasana pemblejaran yang lebih baik sebagai acuan dalam melakukan tindakan selanjutnya, atau untuk meningkatkan kinerja guru.
POSTED BY MANG JAYA AT
Lokasi dan Subjek Penelitian
. Lokasi dan Subjek Penelitian
Pelaksanan tindakan kelas (PTK) di SDN I Ciseureh Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta, penelitian tindakan ini dilaksanakan untuk memudahkan koordinasi dengan peneliti, guru dan kepala sekolah karena sebagai tempat tugas. Sampel yang diteliti yaitu siswa- siswi kelas V SD Negeri I Ciseureh Purwakarta, pada semester II tahun ajaran 2006- 2007 yang berjumlah 27 siswa, yang terdiri dari 18 orang siswa laki- laki dan 9 orang siswa perempuan.
Dengan dipilihnya sekolah ini untuk penelitain karena dengan beberapa pertimbangn yang diambil yaitu, sebagai berikut :
1. sebagai tempat mengajar, sehingga peneliti dengan guru dan siswa sudah saling mengenal tetapi peneliti tidak lalai dalam melaksanakan tugas dan tidak semata- mata hanya sebagai tempat penelitian.
2. adanya anggapan bahwa pelajran matematika adalah pelajaran yang membosankan, serta dengan rendahnya nilai matematika pada akhir semester satu.
3. Letak sekolah dekat dengan tempat tinggal peneliti yang jarkanya kurang lebih 500 meter, dan merasa tanggung jawab secara moril untuk meningkatkan kualitas pembelajran matematika.
POSTED BY MANG JAYA AT
Tahap Perencanaan Penelitian
Kegiatan perencanaan diawali dengan merencanakan ide penelitian kemudian ditindak lanjuti dengan observasi pelaksanaan pembelajaran di kelas. Data awal diperoleh dari hasil evaluasi mata pelajran matematika yang sudah terdekomentasikan dalam daftar nilai siswa dan dari hasil pengamatan lansung dalam setiap pembelajaran matematika. Hal ini membantu peneliti dalam menentukan kelmahan dan hambatan siswa dalam belajar matematika yang selanjutnya difokuskan pada strategi penemuan pada geometri yang dijadikan bahan bagi peneliti.
POSTED BY MANG JAYA AT
Prosedur Penelitain
Prosedur yang digunakan dalam penelitain ini, mengembangkan sebagaimana yang lazim digunakan dalam penelitian dengan menggunakan siklus (cycle). Dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga siklus, setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan ke arah peningkatan dan perbaikan proses dalam mengajar. Sebelum tahap- tahap dilaksanakan dalam peneltian yang menggunakan siklus- siklus terlebih dahulu dilakukan studi kelayakan sebagai penelitain pendahuluan dengan tujuan untuk meningkatkan perbaikan dalam mengajar. Mengidentifikasi permasalahan dan gagasan yang tetap sesuai dengan masalah dalam pengembangan pembelajaran yang ada di kelas. Dalam kegiatan ini peneliti dan guru secara langsung sudah melibatkan diri untuk aktif dan kreatif dalam rangkaian kegiatan yang ada di sekolah.
Model siklus yang digunakan berbentuk spiral sebagimana dikembangkan oleh kemmis dan Taggart (Kasbolah, 1998/1999: 14) yaitu merupakan momen- momen dalam bentuk spiral yang meliputi : perencanaan (plan), tindakan (act), pengamatan (observe) dan refleksi (reflect). Kemudian pada siklus kedua dan seterusnya jenis kegiatan yang dilakukan peneliti pada dasarnya sama, tetapi ada modifikasi pada tahap perencanaan.
POSTED BY MANG JAYA
Jenis Penelitian
Salah satu tugas sekolah adalah memberikan pengajaran kepada anak didik. Mereka harus memperoleh kecakapan dan pengetahuan sekolah, disamping mengembangkan pribadinya. Pemberian kecakapan dan pengetahuan kepada murid- murid yang merupakan proses pengajaran (proses belajar mengjar) itu dilakukan oleh guru di sekolah dengan cara- cara atau metode- metode.
Menurut Nana Sudjana (1989: 76) Metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan degnan sisiwa pada saat berlangsungnya pengajaran.
Jadi metode adalah cara, yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Metode pengajaran pada hakikatnya merupakan penerapan prinsip- prinsip psikologi dan prinsip- prinsip pendidikan bagi perkembangan anak untuk mempertinggi kapasitas hasil pendidikan dan pengajran di sekolah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.